-
Tulisan Terakhir
Komentar Terbaru
Arsip
Kategori
Meta
Sekitar 900-an warga pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung yang berada di Posko 1 dan 2 di Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Tanah Karo tampak senang mendapat pelayanan kesehatan pijat akupresur yang diadakan bakti sosial (Baksos) kesehatan oleh BITRA Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Pengobat Alternatif Sumatera Utara (APASU). Kegiatan yang berlangsung pada Kamis hingga Jumat (30-31/1) ini, menurut para pengungsi, sangat berdampak positif dan bermanfaat secara langsung bagi kesehatan mereka.
Komisi E DPRD Sumut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi Brilian Moktar, SE menerima perwakilan Asosiasi Pengobatan Alternatif Sumatera Utara (APASU), Yayasan BITRA Indonesia dan perwakilan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara di ruang kerja Komisi (28/04).
Dalam kesempatan Rapat dengar pendapat ini, APASU menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kiprah mereka sebagai praktisi pengobat alternatif (tradisional) di Sumatera Utara.
BITRA Indonesia, Assosiasi Pengobat Alternatif Sumatera Utara (Apasu), kelompok kesehatan alternatif Kembang Flamboyan dan Radio Republik Indonesia (RRI) Programa 1 (Pro1) 94.3 FM, Medan mengelar dialog dalam acara Aspirasi Publik dengan thema “Sehat Dengan Tanaman Alami” pada pagi tadi, (13/06/2013) di studio 1 RRI Medan.
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) membuat akses masyarakat terhadap berbagai hal kebutuhan pokok menurun. Paling menyedihkan ketika serangan penyakit datang, daya ekonomi rakyat untuk mengakses dunia pengobatan tentunya semakin melemah. Survavilitas atau daya bertahan hidup harus dikembangkan pada ccara-cara yang lebih kreatif, sehat secara alami. Pengobatan alternatif dengan memanfaatkan tanaman alami di sekitar menjadi salah satu jalan keluar untuk menghadapi bbeban hidup dan himpitan yang semakin menindih.
Kegiatan bakti sosial (Baksos) pengobatan alternatif hendaknya dapat dijadikan sebagai tempat untuk belajar bagi masyarakat, dalam hal bagaimana mengobati keluarga secara swadaya (sendiri), tetangga, atau warga sekitarnya. Hal ini demi menjawab anggapan di kalangan masyarakat, bahwa hanya rumah sakit besarlah yang mampu melakukan pengobatan terhadap berbagai penyakit yang diderita masyarakat. Padahal, mahalnya biaya rumah sakit justru membuat masyarakat enggan untuk mengecek kesehatan mereka di rumah sakit besar tersebut.